Selimut Terbuat dari Bahan-Bahan Ini Ternyata!

Selimut sudah menjadi kebutuhan pokok tak hanya bagi mereka yang tinggal di kawasan beriklim dingin, tetapi juga yang tinggal di kawasan tropis. Seperti yang kita ketahui, fungsi utama dari selimut adalah menghangatkan diri serta melindungi dari gigitan serangga seperti nyamuk. 

Kain yang digunakan untuk membuat selimut pun cukup bervariasi dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya ketika cuaca panas dan kamu hanya butuh selimut untuk menghindari gigitan nyamuk, maka bahan katun akan lebih direkomendasikan daripada bahan wol. 

Nah, bagi kamu yang sedang berburu selimut, simak apa saja jenis kain selimut yang ada di pasaran berikut kelebihan dan kekurangannya di bawah ini.

Selimut berbahan wol yang lembut serta memiliki daya serap yang tinggi

Salah satu kain yang paling sering ditemui sebagai material dari selimut adalah wol. Kain wol terbuat dari bulu binatang yang telah dibersihkan, kemudian dipintal menggunakan mesin hingga menjadi benang, untuk kemudian dipintal lagi hingga menjadi selimut.  

Kain dengan karakteristik yang lembut, tebal, elastis, serta mampu menyerap air dengan baik ini sudah menjadi andalan mereka yang tinggal di daerah iklim dingin. Meski sangat hangat, kain ini juga memiliki beberapa kekurangan. 

Pertama, selimut dari bahan wol memiliki bobot yang cukup berat sehingga menyulitkan ketika proses pencucian. Selain bobotnya yang berat, selimut ini juga cukup tebal sehingga membutuhkan waktu lama untuk bisa kering. 

Kedua, selimut dari bahan wol cenderung berharga mahal jika dibandingkan dengan bahan lainnya. Namun, jika dilihat dari segi estetikanya, selimut bahan wol tentu lebih nampak elegan dan cantik. Apalagi ketika kamu memilih warna yang sesuai dengan tempat tidurmu. 

Ketiga, karena selimut wol terbuat dari bulu, maka bisa menimbulkan alergi. 

Untuk perawatannya, cucilah menggunakan air dingin agar mencegah serat wol menyusut dan gunakan tangan untuk mencegah teksturnya rusak.


Selimut bahan sintetis yang tebal dan hangat serta cepat kering

Selimut dari bahan sintetis juga digunakan banyak orang di daerah iklim dingin. Karakteristiknya yang tebal membuatnya jadi pilihan dibandingkan wol. Apalagi mengingat harganya yang cukup terjangkau. Umumnya selimut ini terbuat dari bahan serat sintetis seperti akrilik, nilon, dan polyester. Namun, bahan polyester adalah yang paling banyak digunakan. 

Selimut dari bahan sintetis memiliki banyak kelebihan seperti perawatan yang mudah, harga yang murah, serta tidak gampang rusak. Selain itu, selimut ini juga lebih variatif jika dibandingkan dengan wol karena memiliki lebih banyak varian motif. Sayangnya, motif dari selimut ini lebih cepat pudar serta benangnya lebih mudah mencuat. Apalagi ketika dicuci secara kasar, misal disikat.

Untuk menghindari warnanya yang memudar, ketika mencuci, hindarkan dari sinar matahari langsung. Selain itu, jangan terlalu sering mencucinya karena selimut ini tidak perlu dicuci setiap kali. 

Selimut bahan flanel yang lembut dengan motif yang bervariasi

Selimut dari kain flanel memiliki perawatan yang cukup mudah dan harganya juga cukup murah. Selimut ini terbuat dari serat alami seperti katun, wol, atau serat sintetis yang diolah hingga memberikan hasil akhir berupa tekstur kain yang bervariasi. Karena terbuat dari serat alami, bahan flanel bisa jadi alternatif pengganti selimut wol karena memiliki karakteristik yang mirip dengan wol yang cenderung hangat.

Sayangnya, selimut dari bahan flanel ini berkualitas buruk. Jika kamu tidak teliti ketika membeli, selimut flanel akan berubah menjadi asimetris setelah kamu mencucinya. Selain itu, menyikat ketika mencuci juga mengakibatkan permukaan selimut mudah rusak.


Selimut berbahan fleece yang ringan dan hangat

Jenis kain yang dijadikan sebagai material selimut ini kerap dijadikan sebagai bahan hoodie. Jadi, kamu tak perlu ragu untuk masalah kehangatannya. Fleece sendiri masuk kategori serat sintetis yang berasal dari daur ulang botol plastik. Jadi, tak heran jika harganya juga cenderung murah. 

Meski harganya murah, selimut dari bahan fleece memiliki karakteristik unggulan berupa bobot yang ringan, tekstur yang lembut, elastis, dan memiliki sirkulasi yang baik atau breathable sehingga tetap akan nyaman digunakan baik di musim dingin atau musim panas. 

Untuk perawatannya cukup mudah. Kamu hanya perlu mencucinya dengan air dingin dan jemur di area yang tidak terkena sinar matahari langsung. 


Selimut katun yang jadi favorit iklim tropis

Jenis selimut ini menjadi primadona di kawasan tropis. Selain karena perawatannya yang mudah, katun juga memiliki handfeel yang lembut. Tak hanya itu, sirkulasi udara selimut katun juga baik, mampu menyerap keringat, awet serta tersedia dalam berbagai pilihan motif. Nah, yang paling penting, selimut dari katun harganya tergolong murah. 

Sayangnya, seperti material katun lainnya, selimut bahan katun yang kurang berkualitas cukup rentan dengan proses pencucian, apalagi ketika terkena sinar matahari langsung. Warnanya akan lebih cepat memudar dan bisa menyusut setelah dicuci beberapa kali. Namun, kamu gak perlu khawatir karena Simply Bed punya beragam pilihan selimut 100% berbahan katun Jepang dan warnanya gak cepat pudar. Selain itu, bahannya lembut dan gak gampang menyusut 

Tempat tidur tanpa selimut tentu saja ada yang kurang. Karena itu lengkapi tempat tidurmu dengan pilihan selimut yang tepat. Ketika memilih selimut, pilihlah yang warnanya cocok dengan tempat tidur dan kamar tidurmu. Pilih pula yang sesuai dengan kebutuhan agar tidurmu bisa terasa lebih nyaman. Pastikan pula mencucinya dengan rutin untuk menghindari debu yang mampu menyebabkan alergi dan masalah kesehatan lainnya.

Sekian ulasan ini dan di atas adalah contoh beberapa jenis kain untuk selimut yang sering digunakan. Selain beberapa jenis kain diatas masih ada lainnya seperti kain bulu, kain handuk dan sebagainya. Namun, apapun jenis kain untuk selimut milikmu, pastikan memilih bedding dari Simply Bed. Untuk informasi lebih jelasnya cek langsung ke laman resmi Simply Bed, yuk!.

Share: